Bacaan Istighfar atau pun Doa Sayyidul Istighfar bagi manusia laksana hujan pada musim kemarau. Kering satu tahun mampu dibasahi hanya dengan satu hari hujan. Bahkan, kedudukan istighfar ini melebihi hujan pada musim kemarau itu.
Sebagai manusia yang mengakui akan fitrahnya, sudah seharusnya kita mewajibkan bacaan istighfar atau sayyidul istighfar ini minimal setiap hari pada diri kita. Kerana memang sudah menjadi tabiat manusia berbuat salah, lupa dan kerosakan.
Allah maha pengampun bagi hambanya yang mahu mengakui kesalahannya dan memohon keampunan. Namun sering kali manusia lupa, bersikap sombong dan arogan dengan menganggap atau merasa dirinya benar dan tidak ada yang salah, apa yang dilakukannya sudah sesuai sehingga tidak perlu memohon keampunan.
Padahal, manusia terbaik di dunia ini pun iaitu Nabi Muhammad SAW selalu memohon ampunan setiap hari, apalagi kita yang hanya manusia biasa.
Ada banyak macam bacaan istighfar yang kesemuanya baik untuk dibaca. Ada bacaan istighfar yang singkat dan ada juga yang panjang. Di antara adalah seperti berikut:
استغفر الله العظيم
استغفر الله العظيم واتوب اليه
استغفر الله العظيم الذي لااله إلا هو القيوم واتوب إليه
استغفر الله العظيم لي ولوالدي ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات
Doa Sayyidul Istighfar
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
(Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu) Dari Nabi SAW , “Sayyidul Istighfâr adalah seorang hamba yang mengucap :
(Ya Allâh, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan yang hak disembah selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).
(Beliau bersabda) “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.
Keutamaan Bacaan Istighfar
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من اكثر من الإستغفار جعل الله عز وجل له من كل هم فرجا و من كل ضيق مخرجا ورزقه من حيث لايحتسب
Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang memperbanyak membaca istighfar (memohon ampunan) maka Allah ‘Azza Wa Jalla akan menjadikan setiap kesusahannya menjadi kegembiraan, setiap kesempitannya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. (Ihya’ Ulumiddin Awal)
قال النبي صلى الله عليه وسلم اذا أذنب العبد ذنبا فاستغفروا الله يقول الله عز وجل لملا ئكته أنظروا إلي عبدي أذنب ذنبا فعلم ان له ربا يغفر الذنوب ويأخذ بالذنب أشهدكم أنى قد غفرت له
Nabi SAW bersabda: Ketika seorang hamba berbuat dosa, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah (Istighfar), maka Allah ‘Azza Wa Jalla berkata kepada malaikat-NYA: “Kalian lihatlah hamba-KU yang berbuat dosa ini, dia (hamba) mengetahui bahwa dirinya memiliki Tuhan yang mau mengampuni atas suatu dosa dan juga menyiksa atas suatu dosa, AKU persaksikan kepada kalian (malaikat), bahwa sesungguhnya AKU telah mengampuni dosa hamba-KU ini. (Ihya’ Ulumiddin Robi’).
Ingatlah, Allah maha luas ampunannya, namun Allah juga maha menyiksa atas suatu dosa. Sebesar apapun dosa seorang hamba kepada Allah, jika ia tulus dan bersungguh-sungguh memohon ampunan pasti Allah mengampuni.
Sekecil apapun dosa seorang hamba, jika ia meyepelekan terhadap ancaman Allah, maka jadilah itu dosa besar. Memohon ampunan bukan sekedar mengucap “Astaghfirullah”, namun juga mengakui dalam hati dan melakukan usaha atas taubatnya.
Hal ini berbeza dengan zikir, yang mana ketika berzikir namun hati kita tidak hadir masih boleh dimaklumi. Namun berbeza ketika bacaan istighfar ini benar-benar difungsikan untuk taubat, maka syarat taubat harus terpenuhi.